Lihat Atas dan Bawah (Wisuda)

Hoaaaaaaaaahm enak bener ye lagi kagak shalat, semalem baru wisudaan, terus bagunnya jam 11 siang (gapapa doong kan gua tidur jam dua pagii haha). Bangun-bangun nyokap udah mintain gue surat-surat buat daftar 81. Dag-dig-dug hati ini mulai berdegup kembali. Terulanglah flashback tadi malem, yang kalo diinget-inget lagi gue jadi pengen masuk lobang saking malunya. Iyalaaaaah gimana nggak malu, pas wisudaan sedang khidmat-khidmatnya gue mewek sendiri kaya orang tolol. Nyampe meluk-meluk Debby, Silvana, Arin, dan Kekei coba! Aduh malunya. Tolong jangan heran yee, semalem perasaan gua tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Semuanya campur aduk; sedih, kecewa, takut, marah, tapi juga bahagia dan lega. Gimana gue nggak pesimistis coba, NEM gua 37.05 dan pasti susah banget kaaan nembus 81 dengan NEM segitu? Secara temen-temen gue nilainya pada kinclong semua! Gua kan jadi merana sendiri, terpuruk. Tapi setelah gue minta maaf sama bokap dan pulang dengan penuh kata penghibur, pikiran gue terbang sendiri entah ke mana. Gue mikir, buat apa sih gue nangis nggak penting gini? Buat apa gue nyalahin Allah karena doa gua yang nggak dikabulin? Buat apa gue menyesali diri sendiri yang udah jelas-jelas semua itu nggak akan merubah keadaan? Sebelumnya gue emang marah, gue berpikir Allah bener-bener udah mainin gue. Gue udah nangis-nangis, sujud, minta NEM yang dapat memuaskan hati. Tapi apa kenyataannya? Gue udah ngecewain nyokap bokap gue, yang gue yakin pasti selalu doain gue setiap mereka habis shalat. Rasanya jadi orang nggak berguna banget gitu, gue nggak mampu buat menepati janji sama diri gue sendiri. Tapi lama-lama gue bisa menemukan sisi positifnya. Dengan nilai begini gue bisa introspeksi diri. Gue mungkin udah sujud sampai nangis, tapi mungkin temen gue yang lain sujud sampai lututnya kram ketika duduk kembali. Gue emang berdoa setiap habis shalat, tapi mungkin temen gue yang lain berdoa di setiap ada kesempatan. Gue belajar di waktu-waktu sebelum UN, dan temen-temen gue yang lain pastinya udah rajin lebih dahulu daripada gue. Nah kalau udah gitu, gue bisa apa? Emang usaha dan tawakkal temen-temen gue yang lain pasti sebelumnya jauh melebihi gue. Dan inilah begonya gue, yang dulu berpikir semua yang gue kerjakan udah cukup untuk membawa gue kepada keberhasilan. Dan dengan NEM segini gue cuma melihat ke atas, di mana orang-orang hebat sedang tersenyum dengan angka yang mereka genggam. Tapi gue nggak pernah ngeliat ke bawah. Itulah yang membuat gue nggak pernah merasa puas dan bersyukur. Dan gue mengambil kesimpulan, kalau kita melihat ke atas dapat memotivasi kita untuk melakukan yang lebih baik lagi, dan dengan kita melihat ke bawah kita bisa bersyukur dengan apa yang udah kita raih, kenapa kita nggak liat ke bawah lalu melihat ke atas? Dan Allah memang nggak menjawab doa gue, nggak sekarang, karena gue yakin ini hanya permulaan. Bukannya "nggak" tapi "belum". Karena Allah udah menjawab doa gue yang lain, memberikan apa yang terbaik. Dan karena inilah yang terbaik, kenapa kita nggak mencoba untuk berjuang kembali? Makasih mama, papa, keluargaku dan teman-temanku tercinta! Dan di atas semua itu, terima kasih atas semua yang engkau beri, ya Allah! Aku lega perjuanganku selama tiga tahun nggak sia-sia dan juga bahagia melihat teman-temanku mendapatkan apa yang mereka mau.

P.S.: Selamat untuk kita semuaaaaaaaaaaaaaaaaaa karena RedG berhasil lulus 100% dengan rata-rata NEM 36.25 (kan?). Selamat buat Azis yang dapet B.Indo 10 dan Arin-Andra yang juga dapet 10 untuk B.Ing. Pertama kalinya loooh hehe. Dan selamat buanget buat Arum, Azis, dan Tika atas peringkat NEM tertinggi masing-masing rank 1-3. Selamat selamaaaaaaaaaaaaatt!

0 komentar:

Copyright © 2009 - Let it begiiii~ns - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template